Sunday 24 March 2013

contoh resensi non fiksi



















Ketika Orde Baru Berakhir

Judul                : Membongkar Manipulasi Sejarah, Kontroversi Pelaku dan Peristiwa
Penulis             : Asvi Warman Adam
Penerbit           : Kompas, PT. Kompas Media Nusantara
Tahun              : 2009
Tebal               :257 halaman

Buku ini merupakan kumpulan artikel Dr. Asvi Warman Adam yang pernah terbit di Harian Kompas. Lalu ditambah lagi dengan satu tulisan lagi dari Koran lain tentang Supriyadi. Asvi Warman Adam menulis tentang sejarah dengan sisi lain dan menguraikannya menjadi suatu kebenaran sejarah yang selama ini ditutupi tirani kekuasaan Orde Baru. Dengan bahasa yang lugas, Asvi mengemukakan berbagai kontroversi tentang sejarah dan mengupasnya satu-persatu.
Buku ini menyinggung enam tokoh yang pernah menjadi Presiden RI dari Soekarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono. Kalau RI (Republik Indonesia) dianggap sebagai suatu kesinambungan dari tahun 1945 sampai sekarang, maka ada dua nama lagi yang perlu karena mereka pernah menjalankan fungsi Presiden (walaupun hanya dalam hitungan bulan) yaitu Mr. Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat. Sjafruddin yang menjadi ketua PDRI dengan ibu kota Bukittinggi dan Mr. Assaat yang menjadi Presiden RI saat Soekarno menjadi Presiden RIS. Tentu juga ada tokoh-tokoh lain seperti Agus Salim yang mengajarkan kita bagaimana menjadi manusia merdeka, Sunario yang sangat tebal rasa kebangsaannya, Natsir perdana menteri yang tekenal dengan Mosi Integralnya, serta Hoegeng jendral polisi yang sulit ditandingi kejujurannya.
Asvi berpendapat sejarah tidak terlepas dari kekuasaan. Penguasa memerlukan sejarah sebagai legitimasi. Untuk itu dilakukan pembengkokan sejarah seperti yang terjadi pada era Orde Baru melalui kurikulum serta buku pelajaran sejarah, museum, monument, film dan berbagai peringatan. Dengan buku ini Peneliti Utama LIPI ini ingin meluruskan berbagai rekayasa sejarah yang sengaja dibuat rezim Orde Baru untuk melanggengkan kekuasaanya. Lahirnya Pancasila dan Serangan Umum 1 maret 1949 adalah dua contoh rekayasa yang sudah diluruskan.
Polemik tentang pengangkatan Pahlawan Nasional pun dihadirkan dalam buku ini. Mengapa ada seorang yang dianggat menjadi Pahlawan Nasional namun sebagian lagi tidak dianggat (oleh Presiden)?. Jika betul daftar Pahlawan Nasional adalah album perjuangan segenap anak bangsa, mangapa etnis Tionghoa tidak terwakili. Pahlawan Nasional yang bersinggungan dengan kelompok kiri pun seolah dilenyapkan dalam daftar Pahlawan Nasional, seperti Tan Malaka dan Alimin. Jika sastrawan seperti Abdul Muis dan Ismail Marzuki bisa mendapat gelar terhirmat ini, mengapa seorang Pembina olah raga atau atlet tidak?
Penulis yang lulus doctor sejarah dari EHESS Paris tahun 1990 ini juga meneliti tentang masalah-masalah ASEAN, Vietnam dan Kamboja. Setelah 1998 dia sering menulis tentang rekayasa sejarah Orde Baru dan historiografi Indonesia dari prespektif korban. Sayangnya, buku ini hanya memuat sejarah pasca era Kebangkitan Nasional sampai Reformasi. Padahal perjalanan bangsa ini sudah dimulai dengan berdirinya berbagai kerjaan di Nusantara sejak abad ke-4 masehi. Sejarah era tersebut juga masih banyak menimbulakan kontroversi, seperti pusat kerajaan Majapahit yang belum jelas, asal Walisongo yang masih diperdebatkan para ahli dan beberapa mitos-mitos sejarah lainnya. Akan tetapi buku Asvi ini telah banyak membongkar mitos-mitos sejarah yang diciptakan oleh Orde Baru, sehingga kita kita bisa melihat sejarah dengan lebih manusiawi.



Judul Buku : Cerdas Bahasa Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XXI
Pengarang : Engkos Kosasih
Penerbit : Erlangga
Kota Terbit : Jakarta
Tahun : 2008
Harga : Rp 25.000,-
Jenis Kertas : HVS



Menuntut ilmu itu wajib atas tiap Muslimin dan Muslimah. [Al-Hadits]
Barang siapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah jalannya menuju surga. (HR.Muslim)
Jika ada yang memahami hadits di atas secara tekstual. Secara tekstual, Hadits di atas memang mewajibkan ummat Islam untuk menuntut ilmu. Kewajibannya adalah wajib ain, artinya wajib bagi setiap ummat Islam.
Buku bersampul hijau dan kuning ini berisi 196 halaman dan terdapat 8 bab,4 bab pada pembahasan pertama, 4 bab lainnya pada pembahasan kedua. Pada pembahasan pertama yaitu kegiatan bersama, Bab I tertulis pada halaman 1, BAB II terdapat pada halaman 25, BAB III (Keperluan Hidup) tertuang dalam halaman 47, Bab IV berisi “Melejitkan Potensi Diri” tertulis pada halaman 73. Pada pembahasan yang kedua yaitu Bab V pada halaman 103 membahas menghargai kretivitas, Bab VI membahas tentang “Budaya Daerah” bab ini tertulis pada halaman 125, Bab VII membahas tentang “Menguasai Ilmu Pengetahuan”, Bab VIII membahas tentang “Kegiatan Berkesan”. Pada akhir buku ini terdapat Epilog ditulis pada sampul belakang.
Di dalam buku ini juga dilampirkan tokoh-tokoh atau sosok cerdas yang ada disetiap awal bab pembelajaran baru. Sehingga hal tersebut dapat membuat pembaca atau memotivasi pembaca untuk meneladaninya. Serta, dalam buku ini pembaca diharapkan menjadi orang yang cerdas berbahasa Indonesia.
Buku ini mengandung MISI untuk menghidupkan potensi pembaca agar benar-benar cakap berbahasa Indonesia dengan tetap berciri orang Indonesia. Berkarakter bangsa merupakan misi lainnya pula dari buku ini. Banyak fitur-fitur yang di sertakan dalam buku ini yaitu; Apresiasi, Lintas Akademika, Studi Lapangan, Studi Pustaka, Telusur Makna, Tes Kognitif, Uji Kompetensi, dan Refleksi Diri yang dapat menuntun pembaca menjadi pribadi yang cerdas dan bekerja sama.
Dalam akhir atau kover belakang buku terdapat epilog menjelaskan visi-visi khusu dalam setiap jilidnya, salah satunya Lerning To Be (merupakan visi buku kelas XII jilid ke 3. Berdasarkan visi tersebut Anda diajak untuk meneladani tokoh yang ditampilkan, yakni Sosok Cerdas. Dengan cara begitu, Anda diharapkan untuk dapat tertarik untuk mempelajari pelajaran tersebutdan termotivasi mengikuti jejak langkah tokoh.
Kegiatan-kegiatan dalam buku ini sesungguhnya mengarahkan pembaca untuk selalu santun berbahasa, mengajak pula untuk selalu peduli pada dunia sekitar, dan asyik bekerja sama.
Penulis menggunakan kalimat yang berpanjang lebar dalam menerangkan permasalahan tetapi gampang dimengerti. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang santun, baik dan benar.
Gaya penulis menuangkan idenya adalah dengan gaya bercerita, itu dilihat dari tulisan penulis yang menjelaskan sesuatu dengan contoh hal ini mempermudah pembaca memahami suatu pembahasan.
Dengan melakukan pendekatan-pandekatan yang terdapat buku ini menjadi kelebihan tersendiri, namun terdapat kekurangan pada buku ini yaitu catakannya yang berwarna hitam putih dan secara kasat mata gambar yang ditampilkan kurang jelas. Hal ini dapat mengurangi minat pembaca untuk membaca buku ini
Dibandingkan dengan buku lainnya buku ini lebih mudah dimengerti dan bagi anda pembaca buku ini sangat mudah untuk mengaplikasinya.
Buku ini berguna bagi siapa saja terutama bagi para pelajar saja yang ingin belajar berbahasa Indonesia, buku ini juga cocok buat para pembaca lain yang ingin belajar berbahsa Indonesia karena terdapat pembahasan mudah dimengerti.
Penulis menggunakan kalimat yang berpanjang lebar dalam menerangkan permasalahan tetapi gampang dimengerti. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang santun, baik dan benar.
Semua itu tergantung pada pembaca yang ingin menambah wawasan tentang Berbahasa Indonesia, karena saya hanya mengenalkan bagaimana buku tersebut, dan saya menjelaskan apa adanya.

No comments:

Post a Comment